Senin, 19 Januari 2015

PENGERTIAN KARANGAN DAN JENIS KRANGAN

Pengertian Karangan dan Jenis-jenis Karangan
Bentuk karangan ada dua macam yaitu fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi berdasarkan cerita atau imajinasi dari pengarang. Biasanya terdapat pada novel, roman, dan cerpen. Karangan fiksi dipengaruhi oleh pandangan subjektif pengarang yang berusaha menghidupkan perasaan emosi pembaca. Bahasa yang digunakan bermakna kiasan atau bukan sebenarnya.
Karangan nonfiksi berdasarkan fakta atau kenyataan yang terjadi dalam kehidupan. Biasanya karangan nonfiksi dipakai dalam makalah, skripsi, laporan, karya ilmiah. Karangan nonfiksi bersifat makna sebenarnya (denotasi) dan tidak bermakna ganda (ambigu).
Jenis Karangan
  • Eksposisi
Karangan yang berisi penjelas tentang suatu topik denga tujuan memberi informasi tanpa harus menyimpulkan.
  • Argumentasi
Karangan yang berisi pendapat yang disertai dengan fakta atau alasan sehingga dapat dibuktikan kebenarannya.
  • Deskripsi
Karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah merasa hal tersebut.
  • Persuasi
Karangan ini dapat mempengaruhi pembaca untuk berbuatu sesuatu yang disertai penjelasan dan fakta-fakta.
  • Narasi

Karangan yang berisi rangkaian peristiwa yang berkaitan sehingga membentuk alur cerita dan memiliki tokoh, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.
sumber : http://shaleholic.com/pengertian-dan-jenis-karangan/

PENGERTIAN SILOGISME

Pengertian Silogisme
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, Aristoteles. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.

Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif. Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:
  • Semua barang Elektronik membutuhkan tenaga listrik (premis mayor)
  • Laptop adalah salah satu barang elektronik (premis minor)
  • Jadi, Jadi laptop membutuhkan tenaga listrik (kesimpulan)
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh silogisme hipotesis:
  • Jika saya bangun lebih pagi saya akan berolahraga(premis mayor)
  • Hari ini saya bangun kesiangan (premis minor)
  • Maka, saya tidak berolahraga (kesimpulan).
Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh silogisme alternatif:
  • Ayah pulang mengendarai mobil atau mengendarai motor  (premis mayor)
  • Ayah pulang membawa mobil (premis minor)
  • Berarti, ayah tidak mengendarai motor (kesimpulan)
Sumber : http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-silogisme-contoh-silogisme.html#_


Penulisan Karya Ilmiah

Pengertian Penulisan Karya Ilmiah
Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
Tujuan karya ilmiah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.
Fungsi karya ilmiah:
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
1. Penjelasan (explanation)
2. Ramalan (prediction)
3. Kontrol (control)
Hakikat karya ilmiah :
Mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten.
Syarat menulis karya ilmiah :
1. motivasi dan displin yang tinggi
2. kemampuan mengolah data
3. kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4. kemampuan berbahasa
Sifat karya ilmiah
Formal harus memenuhi syarat :
1. lugas dan tidak emosional
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Jenis-jenis karya ilmiah
umum karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir
deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada
analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian
langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa
temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di
bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu
temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
Manfaat Penyusunan karya ilmiah
Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya
ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan
mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog
pengarang atau katalog judul buku.
4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas
dan sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.

6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

sumber : http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42

Surat Resmi


PARAGRAF INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Paragraf Induktif

            Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat akhir. Pola pengembangan paragraf ini yaitu khusus - umum. Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan tersebut pengarang sampai kepada kesimpulan umum yang dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut paragraf induktif.

                Contoh :
                Sampah yang ada di Ibu kota Jakarta ini sudah tidak dapat di kurangi dari sungai-sungai karena masyarakat di Ibu kota Jakarta masih mempunyai kebiasaan buruk yang sering membuang sampah sembarangan di sungai, sehingga Ibu kota Jakarta ini tidak heran sering terjadi banjir.

Paragraf Deduktif

                Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama. Pola pengembangan paragraf ini yaitu umum - khusus. Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (umum-khusus). Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini biasa kita kenal dengan paragraf deduktif.

                Contoh :

                Banjir yang sering melanda di daerah Ibu Kota Jakarta di sebabkan oleh banyaknya masyarakat kurang peduli terhadap kebersihan, kurangnya daerah resapan air, dan banyaknya gedung-gedung daripada tanaman yang ada di ibu kota Jakarta.

Sumber : http://ramaadhiputra23.blogspot.com/2015/01/deduktif-dan-induktif.html