PEKANBARU-Riau potensial jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di
Sumatera. Pesatnya perkembangan ekonomi, ditopang besarnya potensi
sumber daya ekonomi plus letaknya yang strategis jadi faktor pemicunya.
“Makanya kami dari Bank Negara Indonesia memprediksi Riau akan jadi
pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera, bahkan di Indonesia Bagian
Barat,” ujar Regional Chief Economist BNI Wilayah Padang, Edi Ariyanto,
saat acara Media Gathering BNI di Pekanbaru, Rabu (6/2).
Edi
memaparkan kondisi ekonomi 2012 di Riau sangat meyakinkan. Makanya, BNI
makin yakin tahun ini kinerja ekonomi baka kembali progresif sehingga
potensi bisnis pun makin bagus. Dengan begitu mendatangkan dampak
positif terhadap industri perbankan daerah.
"Riau akan jadi titik
pertumbuhan baru di Sumatera. Potensi sumber daya alam yang besar, kaya
akan Migas, di atas minyak di bawah minyak ini jadi faktor yang menarik
datangnya investasi," tuturnya.
Dia mengungkapkan, Regional Champion
Investment 2012, tingkat investasi Riau merupakan yang terbesar ketiga
setelah Jawa Timur dan DKI Jakarta. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Riau tertinggi kedua setelah DKI Jakarta tahun 2011.
“Dari sisi
pembangunan daerah, Riau juga sangat pesat sekali, ini bisa diihat dari
688 proyek MP3EI yang dikerjakan di Riau selama kurun 2012-2014,”
ungkapnya.
Dari sisi industri keuangan, lanjutnya, fungsi
intermediasi perbankan juga tumbuh dan terjaga. Pertumbuhan kredit yang
relatif tinggi juga didukung dengan tingkat kesehatan yang terjaga, jauh
di bawah batas ketentuan Bank Indonesia.
“Walaupun demikian tingkat
kemacetan kredit pada sektor konstruksi sangat tinggi 10,14 persen.
Sektor perdagangan dan konstruksi berada pada posisi yang perlu
diwaspadai,” tambahnya.
Untuk makin bergeliatnya ekonomi masyarakat
Riau, menurutnya, konektifitas antar wilayah baik di dalam maupun di
luar Riau perlu terus dikembangkan. Jika akses sudah terbuka, maka makin
mudah masyarakat melakukan kegiatan ekonomi.
Dia menilai perlu
kesiapan dunia usaha lokal Riau secara menyeluruh menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015. Pilkada dapat menjadi salah satu motor penggerak
konsumsi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tapi jika tidak
berjalan lancar akan menjadi contra productive bagi ekonomi Riau. Ini
yang harus diwaspadai oleh pemangku kebijakan daerah,” pungkasnya.(rbc/raf)
Sumber : http://www.haluanriaupress.com/index.php/bisnis/halaman-02/6331-riau-potensial-jadi-pusat-pertumbuhan-ekonomi-baru.html
Pendapat Saya :
Berdasarkan analisis pada
artikel tersebut provinsi Riau dengan segala kelebihannya baik dilihat dari
letak geografis, keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada,
maka Riau pantas mendapat predikat kedua setelah DKI Jakarta sebagai provinsi
yang tingkat perkembangan dan pertumbuhan daerahnya cukup pesat. Kalau sumber
daya yang ada dikelola dengan lebih baik, kemungkinan besar akan dapat
melampaui provinsi DKI Jakarta. Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan dunia
politik. Dalam arti, suatu daerah apabila dikendalikan oleh pemimpin-pemimpin
yang jujur dan amanah akan dapat mencapai kesejahteraan yang optimal dan
menyeluruh, sehingga berdampak pula kepada stabilitas dan keamanan di wilayah
tersebut. Akan tetapi, sebaliknya apabila suatu daerah dikendalikan oleh
pemimpin-pemimpin yang sewenang-wenang, otoriter, dan korup, maka semelimpah
apapun sumber daya yang ada di daerah itu tidak akan dapat menyejahterakan
rakyat secara keseluruhan. Sebab, hasil-hasil yang seharusnya dinikmati oleh
rakyat banyak, hanya akan dinikmati oleh penguasa dan pengusaha. Sehingga,
situasi dan kondisi seperti ini akan menciptakan kesenjangan sosial yang akan
berdampak pada terganggunya ketertiban sosial seperti, maraknya kejahatan,
aksi-aksi anarkisme, dll. Dengan demikian, sistem otonomi daerah sekarang
seharusnya masih tetap menempatkan/memposisikan pemerintah pusat sebagai
kontrol dan pengawas kebijakan.